Beranda Flash Rilis Mesir Kirim Konvoi Bantuan ke-18 ke Gaza di Tengah Perundingan Kesepakatan Sandera

Mesir Kirim Konvoi Bantuan ke-18 ke Gaza di Tengah Perundingan Kesepakatan Sandera

0

Mesir pada Selasa (19/8) mengirim konvoi kemanusiaan ke-18 ke Gaza melalui perlintasan Kerem Shalom, sebagai bagian dari upayanya untuk menyalurkan bantuan kepada warga Palestina yang menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah.

Konvoi yang berangkat dari perlintasan Rafah sisi Mesir pada dini hari tersebut terdiri dari puluhan truk yang mengangkut paket makanan, menurut laporan stasiun televisi Al Qahera News yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir.

Ini merupakan misi terbaru di bawah inisiatif "Zad al-Izza (Pasokan Kehormatan): Dari Mesir ke Gaza" yang diluncurkan pada 27 Juli lalu oleh Bulan Sabit Merah Mesir (Egyptian Red Crescent). Kelompok tersebut menyatakan telah mengorganisasi lebih dari 1.450 truk yang mengangkut ribuan ton pasokan, dengan bantuan sekitar 35.000 sukarelawan. Mereka juga menyebutkan bahwa sejauh ini, hampir 36.000 truk yang mengangkut sekitar 500.000 ton bantuan telah memasuki Gaza.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Mesir Badr Abdelatty pada Senin (18/8) mengunjungi perlintasan Rafah bersama Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Mustafa, menyoroti peran Kairo dalam operasi bantuan kemanusiaan. Abdelatty mengatakan bahwa Mesir telah menyalurkan "lebih dari 70 persen total bantuan kemanusiaan yang dialokasikan untuk Jalur Gaza", seraya mendesak gencatan senjata dan akses aman tanpa syarat bagi pengiriman bantuan. Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa Gaza membutuhkan 700 hingga 900 truk per hari, sementara lebih dari 5.000 truk masih menunggu di sisi Mesir.

Upaya penyaluran bantuan itu dilakukan ketika seorang pejabat senior Israel pada Selasa melontarkan pernyataan bahwa Israel menuntut pembebasan semua sandera yang masih ditahan di Gaza, sehari setelah Hamas menyatakan telah menerima proposal gencatan senjata untuk pembebasan sandera yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir.

Pejabat tersebut, yang berbicara secara anonim, tidak secara langsung menolak rencana tersebut, tetapi mengatakan bahwa Israel "menuntut pembebasan seluruh 50 sandera sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh kabinet untuk mengakhiri perang."

Hamas pada Senin yang sama menyebutkan bahwa pihaknya telah menerima proposal tersebut dan siap untuk menggelar pembicaraan baru. Qatar mengatakan bahwa rencana itu "hampir identik" dengan versi sebelumnya yang telah diterima Israel, sehingga meningkatkan harapan akan adanya kemajuan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here